Alat Mengukur Keretakan
Alat ukur keretakan, Ultrasonic Pulse Velocity Test / tes keretakan, Metode yang umum dipakai pada non destructive test (NDT) adalah hammer test dan ultra pulse velocity (UPV) test. Hammer test adalah salah satu metode NDT yang sering digunakan di Indonesia tetapi untuk UPV test masih jarang digunakan. (sumber : https://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/view/328, R. Martin Simatupang, Devi Nuralinah, Christin Remayanti )
Kedalaman retak diukur dengan menggunakan alat ukur ultrasonic pulse velocity (ASTM) C. 597). Pengukuran kedalaman retak dilakukan pada jalur-jalur retakan yang telah terjadi pada komponen/ elemen struktur gedung (pelat, balok, dan kolom). Informasi mengenai kedalaman retak diperlukan sebagai pendukung dalam melakukan kajian dan analisis penyebab keretakan serta pembuatan rekomendasi solusi.
PT. Kinarya Kompegriti Rekanusa sebagai konsultan sipil selama pengujian UPV Pundit dilakukan berdasarkan BS 1881 : Part 203: 1986 dan ASTM C597-97. Didalam standar ini dijelaskan bahwa tranduser penerima mendeteksi datangnya komponen pulse yang tiba lebih awal. Pengukuran Pulse Velocity dapat dilakukan dengan 3 metode, antara lain:
- Direct transmission
- Semi-direct transmission
- Indirect/surface transmission
Baca Juga : Persyaratan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
Metode Pengujian Alat Ukur UPV
Prinsip kerja pengukuran dengan dengan metode UPV didasarkan pada durasi/ waktu tempuh (transit time) yang dibutuhkan oleh perambahan gelombang suara di dalam material beton. Bila di dalam bahan padat tersebut terdapat cacat atau rongga, maka gelombang tersebut akan merambat melalui darah sekitar yang tidak cacat (masih utuh), sehingga waktu tempuh yang dibutuhkan akan lebih lama dibandingkan dengan waktu tempuh gelombang pada bahan pada yang utuh/ padat (tanpa cacat) sehubungan dengan jarak tempuh gelombang menjadi lebih jauh.
Sedangkan untuk menentukan mutu beton adalah dengan mengukur besarnya kecepatan pulsa yang melewati suatu panjang lintasan (panjang) beton. Pada suatu lintasan yang jaraknya sama/ tetap, semakin kecil waktu tempuh yang diperlukan, maka semakin besar/ tinggi kecepatan rambat gelombangnya dan ini berarti semakin baik kondisi/ kualitas betonnya (padat).
Begitu pula sebaliknya, semakin lama/ besar waktu tempuh rambatan gelombangnya dari tranduser ke receiver, dan ini berarti semakin kurang baik kualitas betonnya (tidak padat/ poros/ banyak porinya). Untuk melihat secara umum, termasuk kategori yang mana kondisi beton dari hasil pengujian UPV yang dilakukan pada 10 titik lokasi uji, maka sebelumnya perlu diketahui table kondisi umum kualitas beton berdasarkan uji UPV seperti yang tercantum dalam ACI- 1989 di bawah ini :
Bermanfaat ? Jangan Lupa kunjungi wevsite resmi kami di rekanusa.co.id
Comments
Post a Comment